Tanggal 27 Juni diperingati sebagai Hari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penetapan ini bertujuan untuk mengapresiasi dan mendorong kontribusi usaha kecil dan menengah di seluruh dunia.
Tema peringatan tahun ini adalah ‘Memanfaatkan Kekuatan dan Ketahanan UMKM untuk Mempercepat Pembangunan Berkelanjutan dan Mengentaskan Kemiskinan di Tengah Berbagai Krisis’.
Tema ini selaras dengan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yaitu pengentasan kemiskinan pada tahun 2030.
Menurut statistik PBB, UMKM mencakup 90% bisnis global, termasuk 70% lapangan kerja, dan 50% PDB di seluruh dunia. Data ini mencerminkan peran penting UMKM dalam perekonomian berbagai negara.
Di Indonesia, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menargetkan penciptaan 1 juta wirausaha baru pada tahun 2024.
Pada tahun 2023, sebanyak 821.556 wirausaha baru telah tercipta melalui 320 kegiatan yang dilakukan oleh 27 kementerian/lembaga.
Teten juga melaporkan perkembangan 400 unit koperasi modern pada 2024, yang terdiri atas 220 koperasi pangan dan 180 koperasi nonpangan.
Pada tahun ini, ia menargetkan pengembangan 100 koperasi modern sehingga pada tahun 2024 akan ada total 500 koperasi modern.
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus melakukan pendataan jumlah UMKM di Indonesia. Hingga 2023, terdapat 13,4 juta data UMKM yang terkumpul, lengkap dengan nama dan alamat.
Rasio kewirausahaan nasional pada 2023 mencapai 3,04 persen dari target 3,21 persen. Target ini ditingkatkan menjadi 3,23 persen pada tahun 2024.
Pertumbuhan wirausaha pada 2023 sudah sesuai target, yakni 2,74 persen, dan ditargetkan naik menjadi 2,90 persen pada 2024.
Peringatan Hari UMKM ini diharapkan dapat mendorong pembangunan berkelanjutan dan mengentaskan kemiskinan melalui penguatan dan ketahanan UMKM, serta meningkatkan kontribusi mereka dalam perekonomian nasional dan global.