- Museum Tsunami Aceh terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.
Nama museum ini diambil dari bencana besar tsunami yang menelan sebagian besar wilayah Aceh pada 26 Desember 2004.
Tujuan Museum Tsunami Aceh dibangun adalah sebagai pengingat simbolis bencana gempa dan tsunami Samudra Hindia 2004.
Selain itu, museum ini didirikan untuk dijadikan pusat pendidikan dan tempat penampungan bencana darurat jika daerah sekitar tertimpa musibah serupa di masa mendatang.
Bagaimana sejarah pembangunan museum ini dan apa saja yang ada di Museum Tsunami Aceh?
Sejarah Museum Tsunami Aceh
Sejarah berdirinya Museum Tsunami Aceh tentu tidak dapat dipisahkan dari peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada pengujung tahun 2004.
Pada 26 Desember 2004, sekitar pukul 7.58 pagi, Aceh dilanda gempa dahsyat berkekuatan 9,3 skala Richter.
Aceh, Sri Lanka, Thailand, dan India, merupakan wilayah yang terkena dampak paling parah dari tsunami kala itu.
Tsunami Aceh menjadi salah satu bencana terbesar sepanjang sejarah Indonesia, yang menelan korban jiwa lebih dari 230.000 orang.
Untuk mengenang para korban musibah gempa dan tsunami Aceh 2004, dibangunlah Museum Tsunami Aceh, yang sekaligus digunakan sebagai tempat edukasi dan pusat evakuasi ketika bencana serupa terjadi lagi.
Museum Tsunami Aceh dibangun atas prakarsa beberapa lembaga, yakni Badan Rekontruksi dan Aceh-Nias, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Daerah Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, dan Ikatan Arsitek Indonesia.
Museum Tsunami Aceh dirancang oleh Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023, yang menjuarai sayembara lomba desain Museum Tsunami Aceh tahun 2007, dengan desain bertajuk “Rumoh Aceh Escape Hill”.
Dalam membuat rancangan Museum Tsunami Aceh, Ridwan Kamil mengambil ide dasar rumah tradisional masyarakat Aceh, rumoh Aceh, yang berupa bangunan rumah panggung.
Eksterior museum ini mengekspresikan keberagaman budaya Aceh dengan ornamen dekoratif berunsur transparansi seperti anyaman bambu.
Dari luar, bangunan museum tampak seperti kapal, dengan sebuah mercusuar berdiri tegak di atasnya.
Museum Tsunami Aceh selesai dibangun dan diresmikan pada Februari 2008.
Koleksi Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh terdiri atas dua lantai. Di lantai satu terdapat beberapa ruangan yang menampilkan rekam jejak peristiwa tsunami 2004.
Beberapa koleksi di lantai satu di antaranya:
- Ruang pamer pratsunami, saat tsunami dan pascatsunami
- Foto-foto korban dan peristiwa tsunami
- Artefak jejak tsunami
- Diorama kapal nelayan yang diterjang tsunami, diorama kapal PLTD Apung yang terdampar di Punge Blang Cut
Lantai dua Museum Tsunami Aceh berisi media-media pembelajaran berupa perpustakaan, ruang alat peraga, ruang 4D (empat dimensi).
Di museum ini juga ada ruang bernama The Light of God, yang menampilkan ratusan ribu nama korban bencana Tsunami Aceh 2004.
Secara keseluruhan, Museum Tsunami Aceh memiliki sekitar 6.038 koleksi yang tidak dipamerkan secara serentak.
Beberapa koleksi ada yang ditampilkan dalam pameran temporer, dan pengelola museum merotasi koleksi setiap enam bulan sekali.
Dalam satu pameran, terdapat sekitar 1.300 koleksi yang tersebar di tiga titik, yaitu rumah Aceh, pameran temporer, dan ruang pameran tetap.